KONSEP
MANAJEMEN
A.
Definisi Manajemen
Konvensional
Harold
Koontz dan Cyrill O’Donnel mengartikan manajemen sebagai usaha mencapai suatu
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan
koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Menurutnya
G.R. Terry manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan lainnya.
Drs. H. Malayu S.P.Hasibuan,
menurutnya Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Follet
dalam Stoner dan Wankel (1986), menyebutkan bahwa manajemen adalah seni untuk
melakukan sesuatu melalui orang lain. [1]
Dari
beberapa definisi diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa :[2]
a. Manajemen mempunyai tujuan yang
ingin dicapai.
b. Manajemen merupakan proses yang
sistematis, terkoordinasi, koperatif,dan terintegrasi dalam memanfaatkan
unsur-unsurnya.
c. Manajemen harus didasarkan pada
pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab.
d. Manajemen merupakan perpaduan antara
ilmu dengan seni.
1. Unsur –Unsur
Manajemen
Unsur-unsur manajemen itu terdiri
dari man, money, methods, materials, machines, and market disingkat dengan 6M.
a. Man yaitu
tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga kerja
operasional/pelaksana.
b. Money yaitu
uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Methods
yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan.
d. Materials
yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
e. Machines
yaitu mesin-mesin/alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk mencapai
tujuan.
f. Market yaitu
pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan.
2. Fungsi
Manajemen
Menurut Robbins dan Coulter (1999)
menyebutkan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengawasan. Fungsi manajemen meliputi :
a. Perencanaan
(Planning)
Proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi
lain tak akan dapat berjalan.
b. Pengorganisasian
(Organizing)
Proses
yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,
sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa
semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi.
c. Pengarahan
(Actuating/Directing)
Proses
implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi
serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
d. Pengawasan
(Controlling)
Proses
yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
dapat
disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Dalam pengertian manajemen terdapat unsur tujuan, kegiatan,dan manusia. Ketiga hal ini sering disebut unsur-unsur manajemen.Ketiga unsur tersebut merupakan unsur pokok organisasi.Unsur-unsur tadi diupayakan agar sinkron dan harmonis sehingga tujuan organisasi tercapai secara optimal, kegiatan organisasinya efektif, dan penggunaan manusianya efisien.
Dalam pengertian manajemen terdapat unsur tujuan, kegiatan,dan manusia. Ketiga hal ini sering disebut unsur-unsur manajemen.Ketiga unsur tersebut merupakan unsur pokok organisasi.Unsur-unsur tadi diupayakan agar sinkron dan harmonis sehingga tujuan organisasi tercapai secara optimal, kegiatan organisasinya efektif, dan penggunaan manusianya efisien.
3. Pentingnya
Manajemen
Pada dasarnya kemampuan manusia itu
terbatas, sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan
dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi
pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas, dan
tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam
suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan
dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang akan diinginkan tercapai.
Pada dasarnya menejemen itu penting
karena :
a. Pekerjaan
yang berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri akan lebih mudah penyelesaiannya
jika terdapat pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab
b. Perusahaan
akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik
c. Manajemen
yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang
dimiliki
d. Manajemen
mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
e. Manajemen
merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
B.
Manajemen
Dalam Pandangan Islam
manajemen dalam
aliran islam memiliki dua pengertian, yakni :
1. Sebagai Ilmu.
2. Sebagai suatu
aktivitas.
Manajemen
dipandang sebagai salah satu ilmu umum yang tidak berkaitan dengan nilai, dan
peradaban sehingga hukum mempelajarinya adalah Fardu kifayah. Sedangkan sebagai
aktivitas ia terikat pada aturan syara’, nilai atau Hadlarah islam.
1.
Pengertian Manajemen
Syari’ah
Manajemen Syari’ah adalah suatu pengelolaan
untuk memperoleh hasil optimal yang bemuara pada pencarian keridhaan Allah.
Langkah yang diambil dalam menjalankan manajemen tersebut harus berdasarkan
aturan-aturan Allah. Aturan-aturan yang tertuang di dalam Al-Quran, hadis dan beberapa contoh
yang dilakukan oleh para sahabat.
a. Istilah Idarah
atau Management dalam Al-Qur’an
Istilah Management
atau Idarah adalah suatu keadaan timbal balik, berusaha supaya menaati
peraturan yang telah ada. Idaarah dalam pengertian umum adalah segala usaha,
tindakan dan kegiatan manusia yang berhubungan dengan perencanan dan
pengendalian segala sesuatu secara tepat guna.
Asal penemuan
ilmu management itu bermula dari timbulnya berbagai macam persoalan yang
berhubungan dengan business sehingga berkembang menjadi sebuah ilmu untuk
mencapai berbagai macam tujuan.
Al-Qur’an telah
memberikan stimulasi mengenai hal ini di dalam firman Allah Swt dalam surat
Al-Baqarah ayat 282 yang berarti :
“…. Dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas
waktu membayarnya, yang demikian itu lebih baik disisi Allah dan lebih dapat
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguan
(tulislah mu’amalah itu) kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan diantara kamu maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak
menulisnya”.
Jika
diperhatikan dengan seksama ayat tersebut menyebutkan catat-mencatat yang harus
terjadi di antara transaksi karena menyangkut usaha bersama serta dihubungkan
dengan idaarah atau management.
Kepemimpinan
yang dikonsepsikan Al-Qur’an ini merupakan suatu hal yang sangat mendasar, untuk
mengelola hubungan sesama manusia maupun alam lingkungannya. Type Leadership
yang dikemukan Al-Qur’an bukan
semata-mata hanya mengenai urusan ukhrawi, akan tetapi berkaitan pula dengan
urusan duniawi, seperti tijarah, atau perdagangan perindustrian, perniagaan,
pemerintah, pammong, organisasi sampai terhadap kelompok bahkan lenih jauh lagi
yaitu terhadap diri sendiri atau memanage diri.
2.
Asas-asas Management
menurut Al-Qur’an
Dalam hal asas-asas ini Al-Qur’an memberikan
dasar sebagai berikut
a.
Beriman
Diterangkan
dalam surat Ali Imraan ayat 28 yang berarti : “Janganlah orang-orang mengambil
(memilih) orang-orang kafir menjadi wali (Pemimpin) dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, lepaslah ia dari pertolongan
Allah”.
b.
Bertaqwa
Diterangkan
dalam surat An-Naba’ ayat 31 yang berarti : “Sesungguhnya orang-orang yang
bertaqwa, mendapat kemenangan.”
c.
Musyawarah
Diterangkan
dalam surat As-Syu’ara 38 yang berarti :
“….. Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara
mereka.”
3.
Sifat-sifat yang harus dimiliki seseorang dalam
manajemen adalah :
a.
Berpengetahuan luas,
kreatif, inisiatif, peka, lapang dada, dan selalu tanggap dalam hal apapun. Hal ini
diterangkan dalam surat Al Mujadilah ayat 11.
b.
Bertindak adil, jujur
dan konsekuen.
Diterangkan dalam surat An Nisa ayat 58.
c.
Bertanggung jawab. Diterangkan
dalam surat Al An’am ayat 164.
d.
Selektif dalam
memilih informasi. Diterangkan dalam surat Al Hujurat ayat 6.
e.
Memberikan peringatan. Diterangkan
dalam surat Adz-Dzariyat ayat 55.
f.
Memberikan petunjuk
dan pengarahan.
( QS As-Sajdah : 24 ).
C.
Perbedaan
Manajemen Pemasaran Syari’ah dan Pemasaran Konvensional.[3]
1.
Konsep dan Filosofi Dasar
Perbedaan yang
mendasar antara pemasaran syariah dan pemasaran konvensional adalah dari
filosofi dasar yang melandasinya. Pemasaran konvensional merupakan pemasaran
yang bebas nilai dan tidak mendasarkan ke-Tuhanan dalam setiap aktivitas
pemasarannya. Sedangkan dalam pemasaran berbasis syari’ah berdasarkan apa yang
telah menjadi tuntunan ummat islam yakni tuntunan yang ada dalam Al-qur’an dan
Hadits.
2.
Etika Pemasaran
Seorang pemasar
syari’ah sangat memegang teguh etika dalam melakukan pemasaran kepada calon
konsumennya. Ia akan sangat menghindari memberikan janji bohong, ataupun terlalu
melebih-lebihkan produk yang ditawarkan. Seorang pemasar syari’ah akan secara
jujur menceritakan kelebihan dan kekurangan produk yang ditawarkannya. Hal ini
merupakan praktik perniagaan yang pernah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW.
3.
Pendekatan terhadap Konsumen
Konsumen dalam
pemasaran syari’ah diletakkan sebagai mitra sejajar, dimana baik perusahaan
sebagai penjual produk maupun konsumen sebagai pembeli produk berada pada
posisi yang sama. Perusahaan tidak menganggap konsumen sebagai “sapi perah” untuk
membeli produknya, namun perusahaan akan menjadikan konsumen sebagai mitra
dalam pengembangan perusahaan.
Berbeda dalam
pemasaran konvensional, konsumen diletakkan sebagai obyek untuk mencapai target
penjualan semata. Konsumen dapat dirugikan karena antara janji dan kenyataannya
seringkali berbeda. Setelah perusahaan mendapatkan target penjualan, mereka
tidak akan memperdulikan lagi konsumen yang telah membeli produknya dan tidak
akan memikirkan kekecewaan atas janji produk yang diumbar kepada konsumen.
4.
Cara pandang terhadap Pesaing
Dalam industri
manajemen syari’ah tidak menganggap pesaing sebagai pihak yang harus dikalahkan
atau bahkan dimainkan. Tetapi konsepnya adalah agar setiap perusahaan mampu
memacu dirinya untuk menjadi lebih baik tanpa harus menjatuhkan pesaingnya.
Pesaing merupakan mitra kerja yang turut serta meyukseskan kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan di lapangan, dan bukan sebagai lawan yang harus
dimatikan.
5.
Budaya Kerja dalam Manajemen Syari’ah
Manajemen
syariah harus mempunyai budaya kerja yang berbeda dari manajemen konvensional,
sehingga mampu menjadi suatu keunggulan
dan nilai tambah dimata masyarakat. Budaya kerja yang harus dikembangkan
adalah sebagaimana budaya kerja yang diteladani Rasulullah SAW.
Hal yang paling penting dalam manajemen menurut
perspektif Islam adalah adanya sifat
ri’ayah atau jiwa kepemimpinan. Hal ini merupakan faktor yang paling utama
dalam konsep manajemen. Watak dasar ini merupakan bagian penting dari manusia
sebagai khalifah di muka bumi. Perbuatan yang baik dan memperhatikan apa yang
akan diperbuatnya pada hari esok dimaksudkan dengan adanya perencanaan yang
tersusun rapi dan teratur untuk memulai suatu tindakan atau aktivitas pada masa
yang akan datang, hal inilah yang seharusnya tertanam pada kita sebagai calon
seorang pemipin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar